Hikayat Gusala
Sebatang nyiur itu kini telah mulai menampakkan kecantikannya. Memang belum lagi setinggi anak berusia 10 tahun, namun pelepahnya yang menguning, yang sebagian masih terbungkus tapas, juga sebagian daunnya yang kuncup, mampu menyemarakkan pagi di pekarangan si pemilik. Kelak, entah 10 atau 20 tahun lagi, barulah nyiur itu mampu memberikan manfaat yang sebenarnya bagi si pemilik.
Si pemilik adalah seorang petani berkulit hitam, sebagaimana umumnya orang asli Awangga. Sosoknya cukup besar bila dibandingkan manusia biasa, dan memang dia memiliki darah raksasa, yang diperolehnya entah dari bapak, kakek atau kakek buyutnya di masa lalu. Banyak penduduk Awangga yang memiliki ciri-ciri tubuh semacam itu. Kekar, besar, pendiam dan pemalu, namun, sekaligus pekerja keras yang tenaganya seakan tak ada habis-habisnya.
Gusala, demikianlah orang memanggilnya. Mengapa dia dipanggil demikian dan siapa yang berhak menamainya demikian, dia tak tahu secara pasti. Memang, Gusala tak mengenal siapa kedua orangtuanya sejak lahir. Dia hanya tahu, tumbuh dan memiliki saudara sebanyak tujuh orang, di tengah sebuah keluarga petani. Semula dia tak mengerti, mengapa dirinya sangat berbeda dari saudara-saudara maupun kedua orangtuanya. Dia hanya sering bertanya dalam hati mengenai perbedaan itu, namun tak pernah terlintas jawaban apa pun di kepalanya. Dan Gusala pun tak pernah mempersoalkan benar, karena semua yang ada di sekelilingnya tak mempersoalkannya.
Baru ketika usianya dipandang cukup dewasa, pada saat harus membuka ladang baru sebagai tanda kedewasaannya, kedua orangtuanya menceritakan riwayat hidupnya. Gusala tertegun. Dia bukanlah anak yang dilahirkan dari orang yang selama ini dianggapnya sebagai ibu.
”Apakah kau mengerti, Gusala?” ucap perempuan itu, setelah uraiannya selesai.
Gusala hanya mengangguk kecil, tak selintas pun pengertian muncul di kepalanya.
”Apakah kau kecewa, anakku?” Mula-mula ada anggukan kecil, namun segera disusul gelengan. Gusala sendiri tak tahu mengapa dia menggeleng dan mengangguk. Baginya, tak penting dilahirkan oleh siapa.
***
Matahari memang sedang terik-teriknya. Sesaat Gusala tegak, menatap alur-alur tanah gembur di kiri-kanan rumpun ubi yang ditanaminya. Menggunduk panjang dan rapi. Sebersit senyum menghiasi bibir Gusala. Dipandanginya jajaran kelapa yang memagari batas tanahnya. Beberapa di antaranya sudah ada yang menjulang tinggi, bahkan satu dua sudah bermanggar. Memang, kelapa-kelapa yang bermanggar itu hanya dipindahkannya dari ladang ayahnya. Itu adalah hadiah sang ayah kepada Gusala.
Gusala tak pernah berpikir bahwa perhatian yang agak berlebihan dari kedua orangtuanya itu menunjukkan bahwa ada sesuatu yang kurang dari dirinya dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Tetapi, sekali lagi, Gusala tak peduli. Mungkin lebih tepatnya, dia tak mengerti apa makna tindakan kedua orangtua angkatnya itu.
Sampai saat ini, Gusala hanya hidup sendiri. Tak ada seorang gadis dusun pun yang mau dijadikan istrinya. Kaki dan Nyai Guno Brayat sebetulnya sangat prihatin akan kelainan anak angkatnya itu, tetapi mereka tak punya cara untuk membantunya. Mereka hanya berdoa, semoga saja ada seorang perempuan yang suatu kali kelak mau mendampingi Gusala.
Gadis manakah yang mau menikahi seorang laki-laki separuh raksasa yang bahkan tak lengkap kecerdasannya itu? Kaki dan Nyai Guno sadar betul akan hal itu. Kepedihan mereka memikirkan nasib Gusala kian pekat manakala dilihatnya, sang anak bahkan tak mengerti apa arti perempuan baginya.
***
Maka sore itu, ketika matahari mulai condong ke ufuk barat, Guno Brayat mengunjungi anaknya yang tinggal di ladang dekat hutan itu. Rasa sayangnya pada Gusala memang tak pernah luntur, sejak bayi itu ditemukannya di sebuah goa batu. Rasa ibanya kembali mengental manakala lintasan pemandangan buruk itu kembali memasuki kenangannya. Gusala ditemukan tergeletak menangis di dekat dua mayat, yang bisa jadi adalah orangtuanya. Sebilah tombak dan beberapa anak panah masih tertancap di tubuh yang sudah mulai membusuk itu. Yang satu jelas sekali berujud raksasa, tampak dari sosok dan sepasang taring tersembul di rongga mulutnya yang menganga. Yang seorang lagi, manusia biasa. Perempuan gunung. Mungkin dia adalah ibu Gusala.
”Gusalaa…” teriak Ki Guno dari kejauhan, demi dilihatnya Gusala sedang bersandar di batang melinjo.
Gusala seketika berdiri, wajahnya berseri-seri dan berlari, melompati alur-alur tanah menggunduk, menyambut sang ayah. Dan tanpa berkata apa-apa, Gusala mencium kaki ayahnya. Mata Ki Guno berkaca-kaca, terharu oleh ketulusan anaknya.
***
”Ibumu ingin agar kau memilih istri, anakku. Apakah kau sudah punya keinginan untuk berumah tangga?”
Hening. Senyap. Uir-uir di kejauhan mendetir-detir.
”Bapak… Gusala tidak tahu.” Jawab Gusala sesaat kemudian. Lama dia terdiam menyusun kata.
”Setiap orang pasti punya keinginan memiliki pasangan… apakah kau tidak memimpikan seorang perempuan?”
Gusala diam. Pandangannya menunduk. Gusala tak tahu apa sebenarnya yang akan diucapkannya. Jika memang mimpi, mengapa beberapa kali dia bermimpi bertemu dengan seorang gadis jelita. Tubuhnya mungil, kulitnya hitam manis dengan rambut panjang mengombak menutup pinggang. Gadis itu tersenyum padanya dan itu membuatnya bahagia. Hanya itu.
”Gusala, pernahkah kau bermimpikan seorang perempuan?”
Gusala mengangguk.
”Apakah kau mengenalnya?”
Gusala menggeleng.
”Jadi kau belum pernah berjumpa dengannya?”
Sekali lagi Gusala mengangguk.
Ki Guno menarik napas. Lalu, ”…apakah kau menginginkannya, anakku?”
Lama Gusala terdiam, seakan kembali mencari kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.
”Jika kau menginginkannya, mungkin bapakmu bisa mengupayakannya untukmu…”
”Tapi…,” ucapan Gusala terlontar begitu saja, ”…Gusala tak tahu, siapa dia… apalagi di mana dia tinggal… lalu, seandainya saja bertemu, apakah dia mau melihatku…”
”Anakku, Gusala, bapakmu percaya bahwa setiap orang memiliki jodohnya sendiri-sendiri. Entah bagaimana, kau akan mendapatkan seorang istri yang kau impikan itu…”
***
Dan itu adalah doa. Dan doa adalah janji. Dan janji adalah utang. Dan utang memang harus dibayar. Maka dengan segala kemampuan, Ki Guno melakukan apa yang menjadi doa bagi Gusala. Bersama beberapa anak lelakinya yang lain, Ki Guno mencari tahu siapakah dara yang hadir di impian anaknya itu.
Semula, semuanya hanya jadi bahan tertawaan anak-anak Ki Guno. Namun, setelah sang ayah mengatakan bahwa impian adalah jalan lain bagi suatu kebenaran, terutama bagi orang seperti Gusala, maka mereka pun terdiam. Ucapan sang ayah terasa memiliki kekuatan bahwa apa yang diimpikan Gusala akan bisa terlaksana.
”Kalau istri Prabu Salya pernah mengalaminya sendiri, mengapa Gusala tak bisa?” begitu kata penutup Ki Guno kepada anak-anaknya. Ya, tuturan yang entah siapa yang menyebarkannya itu, menjadi kepercayaan banyak manusia yang pernah mendengarnya. Mereka percaya bahwa ada yang lebih daripada yang sekadar bisa diraba, didengar, dan dirasakan. Mimpi mampu menyelusup kapan pun dalam diri manusia, dan itu adalah anugerah yang tak terkira. Mereka percaya bahwa mimpi adalah kekuatan di luar diri manusia, yang hadir hanya untuk kebenaran. Hanya saja, hidup manusia sering kali lebih rumit dibandingkan impian, sehingga kebenaran mimpi lebih banyak meleset dari seharusnya. Sebagian manusia melupakan mimpi sebagai jalan kebenaran, bisikan dari Sang Agung, dan hanya menganggap tak lebih daripada bunga tidur belaka.
Dewi Setyawati, jelita berayahkan raksasa pertapa itu, suatu kali bermimpi bertemu dengan seorang pemuda tampan bernama Narasoma. Setyawati percaya bahwa pemuda itulah suaminya kelak. Sang ayah mengerti benar makna ucapan anaknya. Maka terjadilah pernikahan itu, dan kini Narasoma menjadi raja, menjadi mertua dari seorang raja—sang Basukarna, raja negeri Awangga. Raja mereka.
Hanya dengan bekal keyakinan itu, keluarga Guno Brayat yakin bahwa apa yang diimpikan Gusala akan menjadi kenyataan.
”Tetapi, kita harus memulainya dari mana, Pak?” Tanya si sulung yang kini sudah beranak tiga.
”Bukannya aku mendahului ’Kehendak’, tetapi, apa mungkin… perempuan secantik—seperti yang dikatakan Gusala—itu mau menerima kenyataan?”
”Maksudmu?”
”Yaaa…”
”Maksudmu, Gusala jelek, begitu?” sergah Nyai Guno agak gusar pada anaknya yang nomor dua. ”Ingat, Gasa… dia adikmu. Ada darah yang sama, yang mengalir di tubuhnya dengan apa yang ada di tubuhmu. Kalian semuanya, termasuk Gusala, meminum darah dari tubuhku…” Malam hening. Malam pekat. Nyai Guno beberapa kali menarik napas berat.
***
Satu purnama berlalu begitu saja, dan upaya delapan laki-laki itu hanya menuai gelak tawa di sana-sini. Adapun Gusala, tetap menjalani hidupnya sebagaimana biasa. Meskipun sering kali, secara aneh dan tiba-tiba saja dia tertidur dan bermimpi bertemu seorang dara manis, mungil, dan tersenyum kepadanya. Dan setiap kali dia bermimpi, tiba-tiba saja hidupnya seperti berbunga-bunga. Dan setiap kali hidupnya berbunga-bunga, Gusala merasakan arus tenaganya melimpah ruah, memberontak meminta keluar. Maka, setiap kali usai bermimpi, Gusala dengan giat mengayunkan cangkulnya, tak peduli siang atau malam.
Tak mengherankan jika ubi-ubi yang ditanam Gusala menjadi istimewa. Dan ketika panen tiba, ubi-ubi Gusala bukan saja besar—karena ditanam di tanah gembur, tetapi juga manis, mempur dan jumlahnya berpuluh-puluh pikul ketika dibawa ke pasar. Dan semuanya dilakukannya sendiri.
***
Di pasar itulah, Gusala bertemu dengan gadis yang ada di mimpinya. Di pasar itulah hidup Gusala berubah. Dia tak ingin terjaga dari mimpinya kali ini. Dia tatap sepasang mata berbinar yang lembut. Dia pandangi lengan berjari mungil yang memilih ubi-ubi yang menghampar di depannya. Ah, siapakah engkau wanita cantik?
Dan sepasang mata itu pun, ketika sesaat tertangkap mata Gusala, seakan enggan berkedip. Siapakah yang memasang perangkap, dan siapakah yang terperangkap, dia sendiri tak tahu pasti. Sebagaimana Gusala, dia hanya merasakan sesuatu yang aneh. Dia pun merasakan pernah menemukan wajah itu berkali-kali, di suatu tempat atau masa?
Mata Gusala dan mata gadis itu seakan bubu dan ikan. Hanya saja keduanya sering kali bertukar peran. Tertangkap atau menangkap, tak lagi penting. Tak ada yang lebih menyenangkan daripada persentuhan yang menggetarkan itu.
”Apakah engkau yang selama ini menemuiku?” bisik Gusala.
”Apakah engkau yang selama ini kutemui?” balas gadis itu.
Dan keheningan adalah jawaban. Keduanya hanya terpesona oleh jawaban aneh yang tiba-tiba terbentuk di bentangan jiwa masing-masing. Jawaban yang mendadak berkecambah, membenih dan tumbuh dengan suburnya. Gusala gugup menyadari sesuatu yang merebak tumbuh di sanubarinya, demikian pula si gadis; pipinya merona merah.
Tak kuasa menahan kegembiraan, si gadis mendadak tersenyum, dan berlari meninggalkan tempat Gusala berdagang. Sementara Gusala masih melambung oleh perasaan aneh yang menggelimangi jiwa tulusnya.
”Hei.. raksasa, kau apakan gadis itu?” tiba-tiba bentakan kasar membuyarkan keindahan Gusala. Sekelompok laki-laki yang—menilik pakaiannya—agaknya pengawal si gadis, tiba-tiba mengepungnya. Entah di mana mereka selama ini, Gusala tak menyadarinya. Orang-orang yang ada di pasar minggir. Mereka hanya sempat berkomentar dalam hati: ah, raksasa memang selalu begitu kalau diberi hati.
”Hei, kau belum menjawab pertanyaanku… kau apakan gadis itu?”
Gusala hanya terlongong-longong bingung menanggapi pertanyaan bertubi-tubi dari mereka yang mengepungnya. Jiwanya masih belum sepenuhnya berpijak pada kenyataan karena masih terbawa kepak sayap keindahan yang baru kali ini dialaminya.
Kadang-kadang, sambil menatap wajah-wajah pengepungnya, Gusala tersenyum karena jiwanya masih menikmati keindahan yang entah mengapa tak segera hilang dari dirinya.
”Ah… rupanya kau bukan hanya raksasa, tetapi juga sakit jiwa..” dan gelak tawa pun pecah di pasar itu.
Gusala, tanpa paham benar apa yang diucapkan orang yang menghinanya, membalasnya dengan senyum. Begitu Gusala tersenyum, gelak tawa menjadi-jadi.
”Tuan..” tiba-tiba Gusala berucap, ”apakah tuan-tuan mengenal gadis cantik yang baru saja di sini..”
Orang-orang itu terhenti sejenak, lalu tergelak-gelak lagi. ”Tentu saja… dia adalah anak tuan kami.”
”Siapakah namanya, aku ingin mengenalnya…”
”Hei raksasa ’miring’, jangan bermimpi..”
”Gusala tak mimpi. Dia memang menemuiku di mimpi, tapi kali ini, tidak mimpi..”
”Hei…, gadis itu adalah anak seorang saudagar yang sangat dekat dengan kalangan istana…. Dan dia sudah dijodohkan dengan anak petinggi Awangga. Jadi, seperti kataku, jangan bermimpi.”
”Gusala hanya ingin tahu namanya.”
Dan sebuah pukulan menghantam wajah Gusala. Gusala terkejut, tak sakit sama sekali.
Gusala berdiri, orang-orang itu mencabut pedang. ”Apa salah Gusala, sampai tuan…”
Ucapannya terpotong pukulan orang kedua. Dan belum lagi sempat bergerak, sisanya segera mengeroyok Gusala.
Maka sebagaimana disebutkan dalam hikayat, Gusala pun akhirnya mati di tengah pencariannya. Bahkan seluruh keluarganya dihukum karena didakwa melawan hukum negara, yang melarang manusia menolong makhluk di luar golongannya.
Senin, 02 Mei 2011
Perkembangan Islam Masa Modern
Perkembangan Islam Masa Modern
(1800 – Sekarang)
Benturan-benturan antara Islam dengan kekuatan Eropa menyadarkan umat Islam bahwa jauh tertinggal dengan Eropa dan yang merasakan pertama persoalan ini adalah kerajaan Turki Usmani yang langsung menghadapi kekuatan Eropa yang pertama kali. Kesadaran tersebut membuat penguasa dan pejuang-pejuang Turki tergugah untuk belajar dari Eropa.
Guna pemulihan kembali kekuatan Islam, maka mengadakan suatu gerakan pembaharuan dengan mengevaluasi yang menjadi penyebab mundurnya Islam dan mencari ide-ide pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari barat. Gerakan pembaharuan tersebut antara lain
a. Gerakan Wahhabiyah yang diprakarsai oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab (1703-1787 M) di Arabia, Syah Waliyullah (1703-1762) M di India dan Gerakan Sanusiyyah di Afrika Utara yang dikomandoi oleh Said Muhammad Sanusi dari Al Jazair
b. Gerakan penerjemahan karya-karya Barat kedalam bahasa Islam dan pengiriman para pelajar muslim untuk belajar ke Eropa dan Inggris
Dalam gerakan pembaharuan sangat lekat dengan politik. Ide politik yang pertama muncul yaitu Pan Islamisme atau persatuan Islam sedunia yang digencarkan oleh gerakan Wahhabiyah dan Sanusiyah, setelah itu diteruskan dengan lebih gencar oleh tokoh pemikir Islam yang bernama Jamaluddin Al Afghani (1839-1897).
Menurut Jamaluddin, untuk pertahanan Islam, harus meninggalkan perselisihan-perselisihan dan berjuang dibawah panji bersama dan juga berusaha membangkitkan semangat lokal dan nasional negeri-negeri islam. Dengan ide yang demikian, ia dikenal atau mendapat julukan bapak nasionalisme dalam Islam.
Gagasan atau ide Pan Islamisme yang digelorakan oleh jamaluddin disambut oleh Raja Turki Usmani yang bernama Abd. Hamid II (1876-1909) dan juga mendapat sambutan yang baik di negeri-negeri Islam. Akan tetapi setelah Turki Usmani kalah dalam perang dunia pertama dan kekhalifahan dihapuskan oleh Musthofa Kemal seorang tokoh yang mendukung gagasan nasionalisme, rasa kesetiaan kepada Negara kebangsaan.
Di Wilayah Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Hijaz, irak, Afrika Utara, Bahrein dan Kuwait, nasionalismenya bangkit dan nasionalisme tersebut terbentuk atas dasar kesamaan bahasa. Dalam penyatuan Negara arab dibentuk suatu liga yang bernama Liga Arab yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1945.
Di India dibentuk gerakan nasionallisme yang diwakili oleh Partai Kongres Nasional India dan juga dibentuk komunalisme yang digagas oleh Komunalisme Islam yang disuarakan oleh Liga Muslimin yang merupakan saingan bagi Partai Kongres nasional. Di India terdapat pembaharu yang bernama Sayyid Ahmad Khan (1817-1898), Iqbal (1876-1938) dan Muhammad Ali Jinnah (1876-1948).
Di Indonesia, terdapat pembaharu atau partai politik besar yang menentang penjajahan diantaranya:
a. Sarekat Islam (S I ) dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto berdiri pada tahun 1912 dan merupakan kelanjutan dari Sarikat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi tahun 1911.
b. Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan oleh Sukarno (1927)
c. Pendidikan nasional Indonesia (PNI-baru) didirikan oelh Mohammad Hatta(1931)
d. Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) menjadi partai politik tahun 1932 yang dipelopori oleh Mukhtar Luthfi
Munculnya gagasan nasionalisme yang diiringi oleh berdirinya partai-partai politik tersebut merupakanasset utama umat Islam dalam perjuangan untuk mewujudkan Negara merdeka yang bebas dari pengaruh politik barat. Sebagai gambaran dengan nasionalisme dan perjuangan dari partai-partai politik yang penduduknya mayoritas muslim adalah Indonesia. Indonesia merupakan Negara yang mayoritas muslim yang pertama kali berhasil memproklamirkan kemerdekaannya yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Negara kedua yang terbebas dari penjajahan yaitu Pakistan. Merdeka pada tanggal 15 agustus 1947 dengan presiden pertamanya Ali Jinnah.
Di wilayah timur tengah, Mesir resmi merdeka pada tahun 1992 dan benar-benar merdeka pada tanggal 23 Juli 1952 dengan pimpinan pemerintahan yang bernama Jamal Abd Naser. Irak merdeka tahun 1932, tetapi rakyatnya merasa merdeka baru tahun 1958 dan Negara lain seperti Jordania, Syiria dan Libanon merdeka pada tahun 1946
Di Afrika, Lybia merdeka pada tahun 1962, Sudan, Maroko merdeka tahun 1956 M, Aljazair tahun 1962. Negara lain yang merdekanya hamper bersamaan seperti Negara Yaman Utara, Yaman selatan, dan Emirat Arab.
Di Asia Tenggara, Malaysia, Singapura merdeka tahun 1957 dan Brunai Darussalam merdeka pada tahun 1984. Selain itu, Negara Islam yang dahulunya bersatu dalam Uni Soviet seperti Turkmenia, Uzbekistan, Kirghistan, Khazakhtan Tajikistan dan Azerbaijan dan Bosnia baru merdeka pada tahun 1992
Perkembangan Islam, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Pada Abad Modern
Masa kebangkitan Islam atau disebut dengan masa pembaharuan mulai menggeliat pada tahun 1800 M. Pada masa tersebut kalangan kaum muslimin banyak yang mengerahkan pemikirannya untuk kemajuan agama Islam. para Ulama, Cendekiawan muslim di berbagai wilayah Islam banyak yang intens terhadap study Islam sehingga keortodokannya mulai ditinggalkannya. Sehingga pada masa pembaharuan tersebut ilmu pengetahuan, kebudayaan dan ajaran islam berkembang di berbagai Negara seperti Negara India, Turki, Mesir.
Tokoh pembaharu yag ternama adalah Muhammad ibn Abdul Wahab di Arabia dengan Wahabiyahnya pada tahun 1703-1787 M. Gerakan ini memiliki pengaruh yang besar pada abad ke – 19. Upaya dari gerakan ini adalah memperbaiki umat Islam sesuai dengan ajaran Islam yang telah mereka campur adukkan dengan ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke 13 telah tersebar luas di dunia Islam.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, di Turki Usmani mengalami kemajuan dengan usaha-usaha dari Sultan Muhammad II yang melakukan terhadap umat Islam di negaranya untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan upaya melakukan pembaharuan dibidang pendidikan dan pengajaran, lembaga-lembaga Islam diberikan muatan pelajaran umum dan upaya mendirikan “ Mektebi Ma’arif” guna menghasilkan tenaga ahli dalam bidang administrasi dan “Mektebi Ulumil Edebiyet” gunamenghasilkan tenaga penterjemah yang handal serta upaya mendirikan perguruan tinggi dengan berbagai jurusan seperti kedokteran, teknologi dan militer.
Pada tanggal 1 November 1923 kesultanan Turki dihapuskan dan diganti dengan Negara Republik dengan presiden pertamanya yaitu Musttafa Kemal At Turk, IPTEK semakin maju. dan pada waktu itu juga di India bermunculan cendekiawan muslim modern yang melakukan usaha-usaha agar umat Islam mampu menguasai IPTEK seperti Sayid Ahmad Khan, Syah Waliyullah , Sayyid Amir, Muhammad Iqbal, Muhammad Ali jinnah dan abdul Kalam Azad. salah satu dari cendekiawan tersebut yang sangat menonjol dan besar jasanya terhadap umat Islam adalah Sayid Ahmad Khan.
Penguasa Mesir yaitu Muhammad Ali (1805-1849) dalam hal IPTEK agar maju berupaya dengan mengirimkan para mahasiswa untuk belajar IPTEK ke perancis setelah lulus dijadikan pengajar di berbagai perguruan tinggi seperti di universitas Al Azhar sehingga dengan cepat IPTEK menyebar ke seluruh dunia Islam. Selain itu terdapat Universitas Iskandariyah di kota Iskandariah yang memiliki fakultas kedokteran, Teknik, Farmasi, Pertanian, Hukum, Perdagangan dan Sastra. Universitas Aiunusyam di kairo, Universitas Assiut, Universitas Hilwan, universitas Suez, dan Universitas “The American University in Cairo.
Pada perkembangan Islam abad modern, umat islam timbul kesadarannya tentang pentingnya ajaran islam yang sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. karena umat Islam sudah jauh dari ajaran Rasulullah SAW yaitu banyak penyimpangan-penyimpangan dari sumber asalnya, penyakit bid’ah, tahayul, klenik, perdukunan, kemusrikan dll sangat merebak dan hamper seperti kehidupan Jahiliyah. Dengan kondisi umat Islam tersebut maka muncullah para pembaharu yaitu suatu gerakan pemurnian terhadap ajaran agama Islam yang sesuai dengan ajaran yang bersumber pada Qur’an dan Hadits. Para pembaharu tersebut antara lain:
• Muhammad bin Abdul Wahab yaitu ulama besar yang produktif yang lahir di Nejed Arab Saudi Salah satu kitabnya yaitu Kitab Tauhid,sebuah kitab yang berisi tentang mengesakan Allah SWT dengan membasmi praktek-praktek tahayul, bid’ah khurafat yang ada pada umat islam dan mengajak untuk kembali ke ajaran tauhid yang sebenarnya. Gerakan pembaharuan Abdul Wahab tersebut dikenal dengan Gerakan Wahabiyah.
• Rif’ah Badawi Rafi’ At Tahtawi yang lahir di Tahta merupakan pembaharu Islam yang pemikirannya yaitu menyerukan kepada umat Islam agar menyeimbangkan antara dunia dan akhirat
• Jamaluddin Al afgani yang lahir di Asadabad dengan pemikiran pembaharuannya adalah supaya umat Islam kembali pada ajaran agama Islam yang murni , kepemimpinan otokrasi supaya diubah menjadi demokrasi, untuk mewujudkan kemajuan masyarakat Islam yang dinamis agar kaum wanita bekerja sama dengan kaum pria dan Gerakan Pan Islamisme yaitu penyatuan seluruh umat Islam.
• Muhammad Abduh yaitu pembaharu Islam di Mesir penerus dari gerakan Wahabi dan Pan Islamisme Beliau bersama muridnya yang bernama Muhammad Rasyid Rida menerbitkan jurnal “Al Urwatu Wustsqa” Selain itu Muhammad Abdul juga menyusun kitab yang berjudul “ Ar Risalah at Tauhid”
• Sayid Qutub yaitu ulama dan tokoh gerakan pembaharuan yang menyelaraskan antara urusan akhirat dengan urusan duniawi dan bersama Yusuf Qardhawi menekankan perbedaan antara modernisasi dengan pembaratan.
• Sir Sayid Akhmad Khan lahir di Delhi India adalah pembaharu yang produktif dengan berbagai karya diantaranaya Tarikhi Sarkhasi Bignaur berisi catatan kronologi pemeberontakan di Bignaur, Asbab Baghawat Hind, The Causes of the Indian Revolt (sebab-sebab revolusi India, Risalat Khair Khawahan Musulman risalah tentang orang-orang yang setia, dan Akhkam Ta’aam Ahl al Kitab hukum memakan makanan ahli kitab. Selain itu Beliau juga mendirikan Sekolah Inggris di Mudarabad, sekolah Muslim University of Aligarth, membentuk Muhammedan Educational Conference dan mendirikan The Scientific Society lembaga penerjemah IPTEK ke bahasa Urdu serta menerbitkan majalah bulanan Tahzib al Akhlaq dan lain-lainnya.
• Muhammad Iqbal yaitu seorang muslim India dengan karyanya The Reconstruction of Religius Though in Islam (pembangunan kembali pemikiran keagamaan dalam islam).
Selain yang tersebut di atas, dalam hal perkembangan kebudayaan pada masa modern juga mengalami kemajuan di berbagai Negara Islam artinya Negara yang mayoritas berpenduduk Islam seperti Mesir, Arab Saudi, Irak, Iran, Malaysia, Brunai Darussalam, Kuwait dan indonesia.
Dibidang arsitek, di Arab Saudi mengalami perkembangan yang pesat. Pembangunan-pembagunanfisik sangat dahsyat dari pembangunan jalan raya, jalan kereta, pelabuhan sampai Maskapai penerbangan Internasional, perhotelan, peribadatan seperti Masjidil Haram yang ditengah masjidterdapat Kakbah dan baitul Atiq, Hajar Aswad, Hijr Ismail, Makam Ibrahim dan sumur Zam-Zam yang letahnya berdekatan dengan Kakbah. Bangunan Masjidil Haram sangat luas, sangat indah dan megah. Masjid Nabawi yaitu Masjid yang indah dan megah pula serta ber A C. Di Iran terdapat bangunan yang indah yaitu berupa bangunan arsitektur peninggalan Dinasti Qatar yaitu Istana Niavarand, pekuburan Behesyti Zahra.
Dalam bidang Sastra pada masa pembaharuan terdapat nama-nama sastrawan yang Islami di berbagai Negara seperti sastrawan dan pemikir ulung yang lahir di Pakistan tahun 1877 dan wafat tahun 1938 bernama Muhammad Iqbal, Mustafa Lutfi Al Manfaluti tahun 1876-1926 yaitu sastrawandan ulama al Azhar Mesir, Muhammad Husain Haekal tahun 1888-1956 ia adalah seorang pengarang Mesir yang menulis Hayatu Muhammad, Jamil Sidi Az Zahawi tahun 1863-1936 di Irak daln lain-lain.
Dalam bidang kaligrafi di abad modern juga berkembang yaitu biasanya digunakan sebagai hiasan di masjid, hiasan di rumah, perabotan rumah tangga dll dengan media seperti kertas, kayu, kain, kulit, keramik dll.
Gerakan Modern islam
Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam yang lahir di Timur Tengah sangat berpengaruh terhadap gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Pengaruh tersebut seperti munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan modern di Indonesia pada awal abad ke- 20. Organisasi atau kelembagaan dimaksud yaitu Jamiatul Khair (1905) yang bertujuan izzul Islam wal Muslimin kejayaan Islam dan umatnya dengan gerakannya yaitu mendirikan sekolah tingkat dasar dan mengirimkan anak muda berprestasi ke Turki. Al Irsyad, yaitu bergerak dalam bidang pendidikan pendirinya adalah Syekh Ahmad Sorkati dan para pedagang. Muhammadiyah, yaitu didirikan oleh KH Ahmad Dahlan tanggal 18 november 1912 di Jogjakarta dengan tujuan Menggapai Surga dengan ridha Allah SWT dan mencapai masyarakat yang aman, damai, makmur, sejahtera dan bahagia disertai dengan nikmat Allah yang melimpah ruah dengan baldatun tayyibatun wa rabbun gafur.
Persatuan Islam didirikan oleh Ahmad Hasan dan M. Natsir di Bandung tahun 1920, kegiatan utamanya tabligh, khotbah dan penerbitan guna memurnikan syari’at Islam. SDI (Syarikat Dagang Islam) didirikan oleh Haji Saman Hudi di Solo tahun 1911. SDI diubah menjadi PSI (Partai Serikat Islam ) dan tahun 1929 diubah lagi menjadi PSII (Partai Serikat Islam Indonesia), semula bergerak dalam ekonomi dan keagamaan kemudian berubah menjadi kegiatan politik. N U (Nahdhatul Ulama) yaitu didirikan oleh KH Hasyim Asy’ ari tanggal 13 januari 1926 di Surabaya dengan tujuan membangkitkan semangat juang para ulama di Indonesia. Matla’ul Anwar, pendirinya adalah KH Yasin pada tahun 1905 di Banten dengan kegiatanyya berupa sosial keagamaan dan pendidikan. Perti (Pergerakan Tarbiyah) didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuli pada tahun 1928 di Sumatera Barat. Kegiatannya bergerak dalam bidang pendidikan, memberantas bid’ah, khurafat dan takhayul serta taklid umat Islam.
Hikmah Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Modern
Hikmah mempelajari sejarah perkembangan Islam pada abad modern dapat disikapi dengan sejarah tersebut dapat memberikan ide dan kreatifitas tinggi untuk mengadakan perubahan-perubahan supaya lebih maju dengan cara yang efektif dan efisien, Problema-problema masa lalu dapat menjadi pelajaran dalam bidang yang sama pada masa yang selanjutnya, Pembaharuan dapat dilakukan dalam berbagai bidang baik ekonomi, pendidikan ,politik dan lain sebagainya.
(1800 – Sekarang)
Benturan-benturan antara Islam dengan kekuatan Eropa menyadarkan umat Islam bahwa jauh tertinggal dengan Eropa dan yang merasakan pertama persoalan ini adalah kerajaan Turki Usmani yang langsung menghadapi kekuatan Eropa yang pertama kali. Kesadaran tersebut membuat penguasa dan pejuang-pejuang Turki tergugah untuk belajar dari Eropa.
Guna pemulihan kembali kekuatan Islam, maka mengadakan suatu gerakan pembaharuan dengan mengevaluasi yang menjadi penyebab mundurnya Islam dan mencari ide-ide pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari barat. Gerakan pembaharuan tersebut antara lain
a. Gerakan Wahhabiyah yang diprakarsai oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab (1703-1787 M) di Arabia, Syah Waliyullah (1703-1762) M di India dan Gerakan Sanusiyyah di Afrika Utara yang dikomandoi oleh Said Muhammad Sanusi dari Al Jazair
b. Gerakan penerjemahan karya-karya Barat kedalam bahasa Islam dan pengiriman para pelajar muslim untuk belajar ke Eropa dan Inggris
Dalam gerakan pembaharuan sangat lekat dengan politik. Ide politik yang pertama muncul yaitu Pan Islamisme atau persatuan Islam sedunia yang digencarkan oleh gerakan Wahhabiyah dan Sanusiyah, setelah itu diteruskan dengan lebih gencar oleh tokoh pemikir Islam yang bernama Jamaluddin Al Afghani (1839-1897).
Menurut Jamaluddin, untuk pertahanan Islam, harus meninggalkan perselisihan-perselisihan dan berjuang dibawah panji bersama dan juga berusaha membangkitkan semangat lokal dan nasional negeri-negeri islam. Dengan ide yang demikian, ia dikenal atau mendapat julukan bapak nasionalisme dalam Islam.
Gagasan atau ide Pan Islamisme yang digelorakan oleh jamaluddin disambut oleh Raja Turki Usmani yang bernama Abd. Hamid II (1876-1909) dan juga mendapat sambutan yang baik di negeri-negeri Islam. Akan tetapi setelah Turki Usmani kalah dalam perang dunia pertama dan kekhalifahan dihapuskan oleh Musthofa Kemal seorang tokoh yang mendukung gagasan nasionalisme, rasa kesetiaan kepada Negara kebangsaan.
Di Wilayah Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Hijaz, irak, Afrika Utara, Bahrein dan Kuwait, nasionalismenya bangkit dan nasionalisme tersebut terbentuk atas dasar kesamaan bahasa. Dalam penyatuan Negara arab dibentuk suatu liga yang bernama Liga Arab yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1945.
Di India dibentuk gerakan nasionallisme yang diwakili oleh Partai Kongres Nasional India dan juga dibentuk komunalisme yang digagas oleh Komunalisme Islam yang disuarakan oleh Liga Muslimin yang merupakan saingan bagi Partai Kongres nasional. Di India terdapat pembaharu yang bernama Sayyid Ahmad Khan (1817-1898), Iqbal (1876-1938) dan Muhammad Ali Jinnah (1876-1948).
Di Indonesia, terdapat pembaharu atau partai politik besar yang menentang penjajahan diantaranya:
a. Sarekat Islam (S I ) dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto berdiri pada tahun 1912 dan merupakan kelanjutan dari Sarikat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi tahun 1911.
b. Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan oleh Sukarno (1927)
c. Pendidikan nasional Indonesia (PNI-baru) didirikan oelh Mohammad Hatta(1931)
d. Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) menjadi partai politik tahun 1932 yang dipelopori oleh Mukhtar Luthfi
Munculnya gagasan nasionalisme yang diiringi oleh berdirinya partai-partai politik tersebut merupakanasset utama umat Islam dalam perjuangan untuk mewujudkan Negara merdeka yang bebas dari pengaruh politik barat. Sebagai gambaran dengan nasionalisme dan perjuangan dari partai-partai politik yang penduduknya mayoritas muslim adalah Indonesia. Indonesia merupakan Negara yang mayoritas muslim yang pertama kali berhasil memproklamirkan kemerdekaannya yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Negara kedua yang terbebas dari penjajahan yaitu Pakistan. Merdeka pada tanggal 15 agustus 1947 dengan presiden pertamanya Ali Jinnah.
Di wilayah timur tengah, Mesir resmi merdeka pada tahun 1992 dan benar-benar merdeka pada tanggal 23 Juli 1952 dengan pimpinan pemerintahan yang bernama Jamal Abd Naser. Irak merdeka tahun 1932, tetapi rakyatnya merasa merdeka baru tahun 1958 dan Negara lain seperti Jordania, Syiria dan Libanon merdeka pada tahun 1946
Di Afrika, Lybia merdeka pada tahun 1962, Sudan, Maroko merdeka tahun 1956 M, Aljazair tahun 1962. Negara lain yang merdekanya hamper bersamaan seperti Negara Yaman Utara, Yaman selatan, dan Emirat Arab.
Di Asia Tenggara, Malaysia, Singapura merdeka tahun 1957 dan Brunai Darussalam merdeka pada tahun 1984. Selain itu, Negara Islam yang dahulunya bersatu dalam Uni Soviet seperti Turkmenia, Uzbekistan, Kirghistan, Khazakhtan Tajikistan dan Azerbaijan dan Bosnia baru merdeka pada tahun 1992
Perkembangan Islam, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Pada Abad Modern
Masa kebangkitan Islam atau disebut dengan masa pembaharuan mulai menggeliat pada tahun 1800 M. Pada masa tersebut kalangan kaum muslimin banyak yang mengerahkan pemikirannya untuk kemajuan agama Islam. para Ulama, Cendekiawan muslim di berbagai wilayah Islam banyak yang intens terhadap study Islam sehingga keortodokannya mulai ditinggalkannya. Sehingga pada masa pembaharuan tersebut ilmu pengetahuan, kebudayaan dan ajaran islam berkembang di berbagai Negara seperti Negara India, Turki, Mesir.
Tokoh pembaharu yag ternama adalah Muhammad ibn Abdul Wahab di Arabia dengan Wahabiyahnya pada tahun 1703-1787 M. Gerakan ini memiliki pengaruh yang besar pada abad ke – 19. Upaya dari gerakan ini adalah memperbaiki umat Islam sesuai dengan ajaran Islam yang telah mereka campur adukkan dengan ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke 13 telah tersebar luas di dunia Islam.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, di Turki Usmani mengalami kemajuan dengan usaha-usaha dari Sultan Muhammad II yang melakukan terhadap umat Islam di negaranya untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan upaya melakukan pembaharuan dibidang pendidikan dan pengajaran, lembaga-lembaga Islam diberikan muatan pelajaran umum dan upaya mendirikan “ Mektebi Ma’arif” guna menghasilkan tenaga ahli dalam bidang administrasi dan “Mektebi Ulumil Edebiyet” gunamenghasilkan tenaga penterjemah yang handal serta upaya mendirikan perguruan tinggi dengan berbagai jurusan seperti kedokteran, teknologi dan militer.
Pada tanggal 1 November 1923 kesultanan Turki dihapuskan dan diganti dengan Negara Republik dengan presiden pertamanya yaitu Musttafa Kemal At Turk, IPTEK semakin maju. dan pada waktu itu juga di India bermunculan cendekiawan muslim modern yang melakukan usaha-usaha agar umat Islam mampu menguasai IPTEK seperti Sayid Ahmad Khan, Syah Waliyullah , Sayyid Amir, Muhammad Iqbal, Muhammad Ali jinnah dan abdul Kalam Azad. salah satu dari cendekiawan tersebut yang sangat menonjol dan besar jasanya terhadap umat Islam adalah Sayid Ahmad Khan.
Penguasa Mesir yaitu Muhammad Ali (1805-1849) dalam hal IPTEK agar maju berupaya dengan mengirimkan para mahasiswa untuk belajar IPTEK ke perancis setelah lulus dijadikan pengajar di berbagai perguruan tinggi seperti di universitas Al Azhar sehingga dengan cepat IPTEK menyebar ke seluruh dunia Islam. Selain itu terdapat Universitas Iskandariyah di kota Iskandariah yang memiliki fakultas kedokteran, Teknik, Farmasi, Pertanian, Hukum, Perdagangan dan Sastra. Universitas Aiunusyam di kairo, Universitas Assiut, Universitas Hilwan, universitas Suez, dan Universitas “The American University in Cairo.
Pada perkembangan Islam abad modern, umat islam timbul kesadarannya tentang pentingnya ajaran islam yang sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. karena umat Islam sudah jauh dari ajaran Rasulullah SAW yaitu banyak penyimpangan-penyimpangan dari sumber asalnya, penyakit bid’ah, tahayul, klenik, perdukunan, kemusrikan dll sangat merebak dan hamper seperti kehidupan Jahiliyah. Dengan kondisi umat Islam tersebut maka muncullah para pembaharu yaitu suatu gerakan pemurnian terhadap ajaran agama Islam yang sesuai dengan ajaran yang bersumber pada Qur’an dan Hadits. Para pembaharu tersebut antara lain:
• Muhammad bin Abdul Wahab yaitu ulama besar yang produktif yang lahir di Nejed Arab Saudi Salah satu kitabnya yaitu Kitab Tauhid,sebuah kitab yang berisi tentang mengesakan Allah SWT dengan membasmi praktek-praktek tahayul, bid’ah khurafat yang ada pada umat islam dan mengajak untuk kembali ke ajaran tauhid yang sebenarnya. Gerakan pembaharuan Abdul Wahab tersebut dikenal dengan Gerakan Wahabiyah.
• Rif’ah Badawi Rafi’ At Tahtawi yang lahir di Tahta merupakan pembaharu Islam yang pemikirannya yaitu menyerukan kepada umat Islam agar menyeimbangkan antara dunia dan akhirat
• Jamaluddin Al afgani yang lahir di Asadabad dengan pemikiran pembaharuannya adalah supaya umat Islam kembali pada ajaran agama Islam yang murni , kepemimpinan otokrasi supaya diubah menjadi demokrasi, untuk mewujudkan kemajuan masyarakat Islam yang dinamis agar kaum wanita bekerja sama dengan kaum pria dan Gerakan Pan Islamisme yaitu penyatuan seluruh umat Islam.
• Muhammad Abduh yaitu pembaharu Islam di Mesir penerus dari gerakan Wahabi dan Pan Islamisme Beliau bersama muridnya yang bernama Muhammad Rasyid Rida menerbitkan jurnal “Al Urwatu Wustsqa” Selain itu Muhammad Abdul juga menyusun kitab yang berjudul “ Ar Risalah at Tauhid”
• Sayid Qutub yaitu ulama dan tokoh gerakan pembaharuan yang menyelaraskan antara urusan akhirat dengan urusan duniawi dan bersama Yusuf Qardhawi menekankan perbedaan antara modernisasi dengan pembaratan.
• Sir Sayid Akhmad Khan lahir di Delhi India adalah pembaharu yang produktif dengan berbagai karya diantaranaya Tarikhi Sarkhasi Bignaur berisi catatan kronologi pemeberontakan di Bignaur, Asbab Baghawat Hind, The Causes of the Indian Revolt (sebab-sebab revolusi India, Risalat Khair Khawahan Musulman risalah tentang orang-orang yang setia, dan Akhkam Ta’aam Ahl al Kitab hukum memakan makanan ahli kitab. Selain itu Beliau juga mendirikan Sekolah Inggris di Mudarabad, sekolah Muslim University of Aligarth, membentuk Muhammedan Educational Conference dan mendirikan The Scientific Society lembaga penerjemah IPTEK ke bahasa Urdu serta menerbitkan majalah bulanan Tahzib al Akhlaq dan lain-lainnya.
• Muhammad Iqbal yaitu seorang muslim India dengan karyanya The Reconstruction of Religius Though in Islam (pembangunan kembali pemikiran keagamaan dalam islam).
Selain yang tersebut di atas, dalam hal perkembangan kebudayaan pada masa modern juga mengalami kemajuan di berbagai Negara Islam artinya Negara yang mayoritas berpenduduk Islam seperti Mesir, Arab Saudi, Irak, Iran, Malaysia, Brunai Darussalam, Kuwait dan indonesia.
Dibidang arsitek, di Arab Saudi mengalami perkembangan yang pesat. Pembangunan-pembagunanfisik sangat dahsyat dari pembangunan jalan raya, jalan kereta, pelabuhan sampai Maskapai penerbangan Internasional, perhotelan, peribadatan seperti Masjidil Haram yang ditengah masjidterdapat Kakbah dan baitul Atiq, Hajar Aswad, Hijr Ismail, Makam Ibrahim dan sumur Zam-Zam yang letahnya berdekatan dengan Kakbah. Bangunan Masjidil Haram sangat luas, sangat indah dan megah. Masjid Nabawi yaitu Masjid yang indah dan megah pula serta ber A C. Di Iran terdapat bangunan yang indah yaitu berupa bangunan arsitektur peninggalan Dinasti Qatar yaitu Istana Niavarand, pekuburan Behesyti Zahra.
Dalam bidang Sastra pada masa pembaharuan terdapat nama-nama sastrawan yang Islami di berbagai Negara seperti sastrawan dan pemikir ulung yang lahir di Pakistan tahun 1877 dan wafat tahun 1938 bernama Muhammad Iqbal, Mustafa Lutfi Al Manfaluti tahun 1876-1926 yaitu sastrawandan ulama al Azhar Mesir, Muhammad Husain Haekal tahun 1888-1956 ia adalah seorang pengarang Mesir yang menulis Hayatu Muhammad, Jamil Sidi Az Zahawi tahun 1863-1936 di Irak daln lain-lain.
Dalam bidang kaligrafi di abad modern juga berkembang yaitu biasanya digunakan sebagai hiasan di masjid, hiasan di rumah, perabotan rumah tangga dll dengan media seperti kertas, kayu, kain, kulit, keramik dll.
Gerakan Modern islam
Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam yang lahir di Timur Tengah sangat berpengaruh terhadap gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Pengaruh tersebut seperti munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan modern di Indonesia pada awal abad ke- 20. Organisasi atau kelembagaan dimaksud yaitu Jamiatul Khair (1905) yang bertujuan izzul Islam wal Muslimin kejayaan Islam dan umatnya dengan gerakannya yaitu mendirikan sekolah tingkat dasar dan mengirimkan anak muda berprestasi ke Turki. Al Irsyad, yaitu bergerak dalam bidang pendidikan pendirinya adalah Syekh Ahmad Sorkati dan para pedagang. Muhammadiyah, yaitu didirikan oleh KH Ahmad Dahlan tanggal 18 november 1912 di Jogjakarta dengan tujuan Menggapai Surga dengan ridha Allah SWT dan mencapai masyarakat yang aman, damai, makmur, sejahtera dan bahagia disertai dengan nikmat Allah yang melimpah ruah dengan baldatun tayyibatun wa rabbun gafur.
Persatuan Islam didirikan oleh Ahmad Hasan dan M. Natsir di Bandung tahun 1920, kegiatan utamanya tabligh, khotbah dan penerbitan guna memurnikan syari’at Islam. SDI (Syarikat Dagang Islam) didirikan oleh Haji Saman Hudi di Solo tahun 1911. SDI diubah menjadi PSI (Partai Serikat Islam ) dan tahun 1929 diubah lagi menjadi PSII (Partai Serikat Islam Indonesia), semula bergerak dalam ekonomi dan keagamaan kemudian berubah menjadi kegiatan politik. N U (Nahdhatul Ulama) yaitu didirikan oleh KH Hasyim Asy’ ari tanggal 13 januari 1926 di Surabaya dengan tujuan membangkitkan semangat juang para ulama di Indonesia. Matla’ul Anwar, pendirinya adalah KH Yasin pada tahun 1905 di Banten dengan kegiatanyya berupa sosial keagamaan dan pendidikan. Perti (Pergerakan Tarbiyah) didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuli pada tahun 1928 di Sumatera Barat. Kegiatannya bergerak dalam bidang pendidikan, memberantas bid’ah, khurafat dan takhayul serta taklid umat Islam.
Hikmah Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Modern
Hikmah mempelajari sejarah perkembangan Islam pada abad modern dapat disikapi dengan sejarah tersebut dapat memberikan ide dan kreatifitas tinggi untuk mengadakan perubahan-perubahan supaya lebih maju dengan cara yang efektif dan efisien, Problema-problema masa lalu dapat menjadi pelajaran dalam bidang yang sama pada masa yang selanjutnya, Pembaharuan dapat dilakukan dalam berbagai bidang baik ekonomi, pendidikan ,politik dan lain sebagainya.
Biografi Raden Oto Iskandar Dinata
Raden Oto Iskandar Dinata
Raden Oto Iskandar Dinata nyaéta pajoang kamerdekaan anu lahir di Bandung 31 Maret 1897. Manéhna mingpin Pagoejoeban Pasoendan saprak warsih 1929 nepi ka 1942. Organisasi ieu usik dina widang atikan (ngadegkeun loba sakola), budaya, ékonomi (Bank sarta koperasi) sarta hukum (lembaga bantuan hukum sarta rehabilitasi urut narapidana). Warsih 1931 nepi ka 1941 manéhna anggota Volksraad, anu jadi embrio ti déwan wawakil rahayat di poé kahareupnakeun.
Warsih 1945 manéhna jadi anggota BPUPKI (Awak Penyelidik Usaha-usaha Kamerdekaan Indonésia) sarta diuk dina PPKI (Panitia Persiapan Kamerdikaan Indonésia). Oto Iskandar di Nata milu ngararancang UUD 1945. Dina sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945, Oto mengusulkan ambéh Sukarno dipilih minangka Présidén sarta Hatta minangka Wawakil Présidén. Anggota sidang nyatujuan usul kasebut sacara aklamasi.
Sanggeus Indonésia merdika, Oto diangkat jadi Menteri Nagara anu ngurus masalah kaamanan. Dina kalungguhan éta pisan manéhna leungit dina ahir warsih 1945. Bisa disebutkeun Oto Iskandar di Nata nyaéta "jelema leungit" kahiji dina sajarah Republik Indonésia.
Anyar 14 warsih saterusna (1959), kaungkab yén manéhna dibunuh saurang pulisi ngaranna Mujitaba. Pembunuhan éta dipigawé di basisir Mauk, Tangerang. Sang palaku dihukum 15 warsih panjara. Tapi di jero pangadilan henteu kaungkab saha anu ngajurung Mujitaba.
Prijana Abdurrasyid (kiwari Prof.Dr) anu jadi jaksa dina sidang éta ménta tambahan wayah sidang pikeun ngungkab dalang di balik pembunuhan éta. Tapi bongbolonganana teu terkabul, ku kituna ngan palaku lapang anu tertangkap sarta dihukum, tapi aktor intelektualnya teu tersentuh.
Pikeun ngahormatan jasa Oto, Pamaréntah Jawa Kulon ngawangun hiji taman astana pahlawan di Taman Keusik, Lembang. Dina batu nisan ditulis Otoiskandardinata, lahir 31-3-1887, wafat 19-12-1945. Sabenerna, teu aya jasad Oto, teu aya jasad Oto Iskandar di Nata di dinya. Anu aya ngan sejumput keusik ti basisir Mauk, kabungkus lawon bodas.
Raden Oto Iskandar Dinata nyaéta pajoang kamerdekaan anu lahir di Bandung 31 Maret 1897. Manéhna mingpin Pagoejoeban Pasoendan saprak warsih 1929 nepi ka 1942. Organisasi ieu usik dina widang atikan (ngadegkeun loba sakola), budaya, ékonomi (Bank sarta koperasi) sarta hukum (lembaga bantuan hukum sarta rehabilitasi urut narapidana). Warsih 1931 nepi ka 1941 manéhna anggota Volksraad, anu jadi embrio ti déwan wawakil rahayat di poé kahareupnakeun.
Warsih 1945 manéhna jadi anggota BPUPKI (Awak Penyelidik Usaha-usaha Kamerdekaan Indonésia) sarta diuk dina PPKI (Panitia Persiapan Kamerdikaan Indonésia). Oto Iskandar di Nata milu ngararancang UUD 1945. Dina sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945, Oto mengusulkan ambéh Sukarno dipilih minangka Présidén sarta Hatta minangka Wawakil Présidén. Anggota sidang nyatujuan usul kasebut sacara aklamasi.
Sanggeus Indonésia merdika, Oto diangkat jadi Menteri Nagara anu ngurus masalah kaamanan. Dina kalungguhan éta pisan manéhna leungit dina ahir warsih 1945. Bisa disebutkeun Oto Iskandar di Nata nyaéta "jelema leungit" kahiji dina sajarah Republik Indonésia.
Anyar 14 warsih saterusna (1959), kaungkab yén manéhna dibunuh saurang pulisi ngaranna Mujitaba. Pembunuhan éta dipigawé di basisir Mauk, Tangerang. Sang palaku dihukum 15 warsih panjara. Tapi di jero pangadilan henteu kaungkab saha anu ngajurung Mujitaba.
Prijana Abdurrasyid (kiwari Prof.Dr) anu jadi jaksa dina sidang éta ménta tambahan wayah sidang pikeun ngungkab dalang di balik pembunuhan éta. Tapi bongbolonganana teu terkabul, ku kituna ngan palaku lapang anu tertangkap sarta dihukum, tapi aktor intelektualnya teu tersentuh.
Pikeun ngahormatan jasa Oto, Pamaréntah Jawa Kulon ngawangun hiji taman astana pahlawan di Taman Keusik, Lembang. Dina batu nisan ditulis Otoiskandardinata, lahir 31-3-1887, wafat 19-12-1945. Sabenerna, teu aya jasad Oto, teu aya jasad Oto Iskandar di Nata di dinya. Anu aya ngan sejumput keusik ti basisir Mauk, kabungkus lawon bodas.
Ketahanan Nasional
I. KETAHANAN NASIONAL
Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional. Ketahanan nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam dan Negara untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional. Dalam pengertian tersebut, Ketahanan Nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan. Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan
dan ketangguhan
bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.
A. Pengertian Konsepsi Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional (Tannas) Indunesia konsepsi pengebangan kekuatan nasional melalui pengatuarn dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantaran. Dengan kata lain, Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Konsepsi ketahanan
nasional Indonesia menggunakan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Antara kesejahteraan dan keamanan ini dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Penyelenggaraan kesejahteraan memerlukan tingkat keamanan tertentu, dan sebaliknya penyelenggaraan keamanan memerlukan tingkat kesejahteraan tertentu. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung karena pada dasarnya keduanya merupakan nilai intrinsik yang ada dalam kehidupan nasional. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional merupakan tolak ukur ketahanan nasional. Peran masing-masing gatra dalam astagrata seimbang dan saling mengisi. Maksudnya antargatra mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling bergantung secara utuh menyeluruh membentuk tata laku masyarakat dalam kehidupan nasional. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa untuk melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar negeri. Contoh bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :
1. Ancaman dari dalam negeri.
Contohnya adalah pemberontakan dan subversi yang berasal atau
terbentuk dari masyarakat indonesia.
2. Ancaman dari luar negeri.
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.
B. Ciri – Ciri Ketahanan Nasional
Ciri – Ciri Ketahanan Nasional Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang. Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional
tercermin dalam sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) yang meliputi geografi, kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial (pancagatra) yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.
C. Sifat-sifat Ketahanan Nasional
Sifat-sifat ketahanan Nasional antara lain:
•
Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.
•
Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesatu di dunia ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, uapaya peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
•
Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
•
Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu
negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar pula
kewibawaannya.
•
Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
D. Asas-asas Ketahanan Nasional
Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
a) . Asas kesejahtraan dan keamanan
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Dengan demikian, kesejahteraan dan keamanan merupakan asa dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa kesejateraaan dan keamanan, sesitem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasuional itu sendiri. Kesejahtrean maupun keamanan harus
selalu
ada,
berdampingan
pada
kondisi
apa
pun. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional
b). Asas Mawas ke Dalam da Mawas ke Luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan linkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam maupun keluar.
Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional. Ketahanan nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam dan Negara untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional. Dalam pengertian tersebut, Ketahanan Nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan. Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan
dan ketangguhan
bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.
A. Pengertian Konsepsi Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional (Tannas) Indunesia konsepsi pengebangan kekuatan nasional melalui pengatuarn dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantaran. Dengan kata lain, Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Konsepsi ketahanan
nasional Indonesia menggunakan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Antara kesejahteraan dan keamanan ini dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Penyelenggaraan kesejahteraan memerlukan tingkat keamanan tertentu, dan sebaliknya penyelenggaraan keamanan memerlukan tingkat kesejahteraan tertentu. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung karena pada dasarnya keduanya merupakan nilai intrinsik yang ada dalam kehidupan nasional. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional merupakan tolak ukur ketahanan nasional. Peran masing-masing gatra dalam astagrata seimbang dan saling mengisi. Maksudnya antargatra mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling bergantung secara utuh menyeluruh membentuk tata laku masyarakat dalam kehidupan nasional. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa untuk melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar negeri. Contoh bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :
1. Ancaman dari dalam negeri.
Contohnya adalah pemberontakan dan subversi yang berasal atau
terbentuk dari masyarakat indonesia.
2. Ancaman dari luar negeri.
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.
B. Ciri – Ciri Ketahanan Nasional
Ciri – Ciri Ketahanan Nasional Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang. Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional
tercermin dalam sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) yang meliputi geografi, kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial (pancagatra) yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.
C. Sifat-sifat Ketahanan Nasional
Sifat-sifat ketahanan Nasional antara lain:
•
Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.
•
Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesatu di dunia ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, uapaya peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
•
Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
•
Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu
negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar pula
kewibawaannya.
•
Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
D. Asas-asas Ketahanan Nasional
Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
a) . Asas kesejahtraan dan keamanan
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Dengan demikian, kesejahteraan dan keamanan merupakan asa dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa kesejateraaan dan keamanan, sesitem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasuional itu sendiri. Kesejahtrean maupun keamanan harus
selalu
ada,
berdampingan
pada
kondisi
apa
pun. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional
b). Asas Mawas ke Dalam da Mawas ke Luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan linkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam maupun keluar.
Langganan:
Postingan (Atom)